Kali ini owe mencoba memposting suatu cerita yang akan membuat kita bagaimana caranya untuk ingat kepada Sang Pencipta di muka bumi ini. Kalau boleh jujur nich..., cerita ini owe ambil dari suatu buku digital yang berjudul Motivasi Net dengan pengarangnya Ir. Andi Muzaki,SH,MT. Begini ceritanya........
#@*^#@&^>...
Suatu ketika, ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil balab mainan. Suasana sangat meriah siang itu, sebab ini adalah balab final. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil balab yang dimilikinya. Semuanya buatan sendiri, sebab begitulah peraturang dalam kompetisi ini.
Dari ke-4 peserta final, ada seseorang yang bernama Mark. Mobilnya tidak istimewa, namun ia termasuk ke dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya, mobil Mark lah yang tidak sempurna. Beberapa anak lainnya menyaksikan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya.
Yah.., memang mobil itu tidak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedip diatasnya, tentu tidak sebanding dengan hiasan mewah mobil balab mainan lainnya. Namun Mark bangga dengan itu semua, sebab mobil itu buatan tangannya sendiri.
Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balab mainan. Setiap peserta mulai bersiap di garis star, untuk mendorong mobil mereka kencang – kencang. Di setiap jalur lintasan, telah siap 4 mobil dengan 4 pembalab kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah diantaranya.
Namun, sesaat kemudian Mark meminta waktu sebentar sebelum lomab dimulai. Ia tampak berkomat – kamit seperti berdo’a. Matanya terpejam, dengan tangan yang bertangkup memanjatkan doa. Lalu semenit kemudian, ia berkata “ Ya.., aku siap”.
Dor…., tanda lomba telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuat – kuat. Semua mobil itupun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak – sorak, bersemangat, menjagokan mobilnya masing – masing. “Ayo…ayo… cepat…cepat… maju… maju”, begitu teriak mereka. Ahh…, pemanang harus ditentukan. Tali lintasan finis pun telah terlambai. Dan…., Mark lah pemenangnya. Ya…, semuanya senang, begitupun Mark. Ia berucap dan berkomat – kamit dalam hatinya. “ Terima kasih”.
Saat pembagian piala tiba, Mark maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala diserahkan, ketua panitia bertanya. ”Hai jagoan, kamu pasti tadi berdo’a kepada Tuhan agar kamu menang, bukan?”. Mark terdiam. ”Bukan...., bukan itu yang saya panjatkan”. Kata Mark.
Ia lalu melanjutkan, ”sepertianya tidak adil kalau memohon kepada Tuhan untuk menolongku agar mengalahkan orang lain”. ” Aku hanya bermohon pada Tuhan, supaya aku tidak menangis jika aku kalah”. Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat terdengarlah gemuruh tepuk tangan yang memenuhi ruangan.
**********************************
Renungan :
Anak – anak memiliki kebijakan dibandingkan kita semua. Mark. Tidaklah bermohon kepada Tuhan untuk menang dalam setiap ujiannya. Mark tak memohon pada Tuhan untuk meluluskan dan mengatur setiap hasil yang ingin diraihnya. Anak itu juga tak meminta pada Tuhan mengabulkan semua harapannya. Ia tak berdoa untuk menang dan menyakti yang lainnya. Namun, Mark bermohon agar ia diberikan kekuatan saat ia menghadapi itu semuanya. Ia berdoa, agar diberikan kemuliaaan dan mau menyadari kekurangan dengan rasa bangga.
Mungkin..., telah banyak waktu yang kita lakukan untuk berdoa pada Tuhan agar mengabulkan setiap permintaan kita. Terlalu sering juga kita meminta pada Tuhan untuk menjadikan kita nomor satu, menjadi yang terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Dan terlalu sering kita berdoa pada Tuhan untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada di depan mata. Padahal, yang kita butuh adalah bimbingan-Nya, tuntunan-Nya dan panduan-Nya...?
Kita..., sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat. Kita sering lupa dan kita sering merasa cengeng dengan kehidupan ini. Tak adakah semangat perjuangan yang mau kita lalui? Saya yakin, Tuhan memberikan ujian yang sangat berat, bukan untuk membuat kita lemah, cengeng dan mudah menyerah. Sesungguhnya, Tuhan sedang menguji setiap hamba-Nya yang shaleh.
************************************
Read More......